Sudahkah Bacaan Al-Qur’anmu Benar? – Yuuuk kita koreksi bagaimana bacaan Qur’an kita. Sudah benar atau masih jauh dari kebenaran? Belajar ilmu agama itu tidak ada batasan usia. Berbeda dengan belajar secara formal, ada batasan-batasan usia.
Fenomena yang kita lihat saat ini, masih banyak umat Islam yang buta huruf terhadap tulisan arab. Ketika usia sudah menginjak remaja, namun belum bisa membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidahnya, mereka enggan untuk belajar dengan alasan malu. Dibenak sebagian masyarakat, anak-anak belajar membaca Al-Qur’an hanya sebatas membaca dan tahu huruf. Menurut pandangan mereka itu sudah sangat baik.
Bahkan masih sering ditemui para orang tua yang kurang paham terhadap makharijul huruf, sangat bangga karena anaknya sudah belajar di TPA, sudah khatam Al-Qur’an, bahkan telah khatam berkali-kali dan dinilai hebat karena melebihi mereka (orang tuanya). Namun mirisnya, bacaan mereka masih banyak yang perlu diperhatikan. Sehingga mereka merasa cukup puas dan tidak melanjutkan pembelajaran. Inilah kenapa sebagai orang tua, wajib mengetahui bacaan yang benar, karena anak-anak adalah tugas utama bagi orang tuanya.
Sudahkah Bacaan Al-Qur’anmu Benar?
Membaca Al-Qur’an yang benar dan idealnya itu adalah dengan membacanya secara tartil, fasih, suara yang merdu, tajwid dan makharijul hurufnya tepat. Selagi membaca hanya mengenal huruf dan membacanya seperti menyeret, ayolah kembali belajar meskipun usia sudah tidak muda lagi.
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا ا
Artinya: “Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan“. (QS. Al-Muzammil ayat 4)
Membaca Al-Qur’an itu tidak sama seperti membaca bacaan buku lainnya, karena Al-Qur’an adalah kalamullah. Membaca dengan pelan, tidak terburu-buru, hukum bacaannya tepat dan benar, dibaca dengan suara yang merdu hingga dapat menyentuh hati itu sangat baik. Dengan bacaan yang indah dan suara merdu akan membangkitkan kekhusyuan dan kenikmatan dalam membacanya.
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ غَضاًّ كَمَا أُنْزِلَ فَلْيَقْرَأَهُ عَلَى قِرَاءَةِ ابْنِ أُمِّ عَبْدٍ
Artinya: “Siapa yang ingin membaca al-Quran dengan pelan sebagaimana ketika diturunkan, hendaknya dia membacanya sebagaimana cara membacanya Ibnu Mas’ud“. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Kabar gembira tersebut pernah disampaikan oleh Abu Bakar dan Umar radiyallahu ‘anhuma kepada Ibnu Mas’ud yang sangat merdu suaranya dalam membaca Al-Qur’an sehingga menyentuh bahkan sampai membuat Rasulullah SAW menangis.
Membaca Al-Qur’an yang paling penting dan wajib dipelajari adalah hukum bacaannya (tajwid) dan cara membaca yang benar. Dalam ilmu tajwid banyak yang harus diperhatikan seperti, makharijul hurufnya, shifatul huruf, ahkamul waqaf wal ibtida’, panjang pendeknya bacaan dan lain sebagainya. Baru setelah itu belajar untuk menghiasi bacaannya dengan suara yang indah, dan ini hukumnya adalah sunnah.
Sahabat catatanmoeslimah yang masih belum lancar bacaan Al-Qur’annya, yuuuk mulai dari sekarang kita belajar lagi, carilah guru tahsin yang tepat untuk bisa membimbing bacaannya. Jangan pernah puas dalam belajar ilmu agama. Terlebih sebagai umat Islam, Al-Qur’an adalah pedoman hidup, cahaya yang dapat menyinari langkah hidup manusia dan luasnya keistimewaan Al-Qur’an yang bisa kita peroleh jika kita membaca dan mengamalkannya.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Ibadah yang paling istimewa adalah membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari”. Bahkan dari tiap 1 ayat yang dibaca mengandung 10 kebaikan di dalamnya. Karena keistimewaan Al-Qur’an mampu membuat hidup manusia menjadi aman dan tentram“.
Semoga bermanfaat dan uraian kali ini tentang Sudahkah Bacaan Al-Qur’anmu Benar? bisa menjadi cambuk dan pendobrak semangat belajar bagi siapapun tanpa batasan usia untuk lebih mengenal Al-Qur’an dan bisa mengamalkannya tanpa melupakan bacaan-bacaan yang benar sesuai dengan hukum dan tajwidnya.