Peran Orang Tua Terhadap Anak Dalam Islam

Peran Orang Tua Terhadap Anak Dalam Islam – Anak adalah suatu amanah yang ditipkan Allah kepada kedua orang tuanya. Lalu bagaimana peran mereka dalam menjaga amanah Allah tersebut?. Ketahuilah bahwa orang tua memiliki peran yang sangat penting dan tanggung jawab yang besar dalam pendidikan anak. Orang tua harusnya mengerti dan memahami apa yang harus dan wajib dilakukan untuk membimbing dan mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai keislaman. Fenomena yang terjadi pada zaman modern ini justru lebih mengacaukan.

Banyak orang tua yang tega membiarkan anak-anaknya tumbuh jauh dari agama. Mereka mengaku dirinya orang yang taat, tapi anak-anaknya jarang melakukan sholat, meninggalkan kewajibannya seperti mengenakan jilbab bagi anak perempuan yang sudah baligh, membiarkan anaknya bergaul dengan orang-orang yang jauh dari ketaatan, tidak mengajarkan Al-Qur’an, dan lain sebagainya.

Peran Orang Tua Terhadap Anak Dalam Islam

Memang ada sebagian anak yang bisa menjadi hebat didalam agamaya, tanpa peran orang tua. Karena kesadarannya terhadap agama itu lebih penting. Namun alangkah lebih baiknya jika orang tualah yang mengawalinya dalam memberikan pendidikan agama, bahkan sejak dalam kandungan ibunya.

Peran Orang Tua Dalam Islam

Tidak hanya sebatas itu peran orang tua terhadap anaknya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini  akan kita bahas tentang apa saja peran mereka dalam Islam.

Peran Orang Tua Terhadap Anak Dalam Islam
Peran Orang Tua Terhadap Anak Dalam Islam

Adapun peran orang tua terhadap anaknya di dalam Islam yakni sebagai berikut:

Memperkenalkan anak terhadap agama sejak di dalam rahim

Seperti memperbanyak ibadah terutama ibunya, membacakan ayat-ayat Al-Qur’an, membaca sholawat, berdzikir, melakukan segala sesuatu yang di anjurkan Islam saat mengandung, dan lain sebagainya. Karena janin dalam rahim pada usia kandungan 4 bulan sudah mulai bisa merasakan dan mendengar apa yang dilakukan ibunya. Olah karenanya ada cara-cara menstimulasi kecerdasan anak saat dalam kandungan.

Orang tua merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya

Bagaimana anak terbentuk, itu tergantung bagaimana orang tuanya membentuk. Nabi bersabda yang diriwayatkan dari H.R Muslim yang artinya: “Tidak seorang pun yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka akibat orang tuanyalah yang menjadikan mereka Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Muslim).

Oleh karenanya, didiklah anak sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dan ajarkan mereka tentang agama Islam. Seperti cara makan yang baik dengan menggunakan tangan kanan, sebelum makan dan sesudah makan hendaknya berdoa, mengajarkan cara mandi yang benar, bertutur kata yang baik dan sopan, bertingkah laku yang sesuai norma dan akhlak dalam Islam. Dan lain sebagainya. Tidak hanya usia dini orang tua mendidik dan mengajarkan anak, tapi sampai mereka benar-benar mampu dan bisa menjadi anak yang sholih dan sholihah.

Jangan sampai ketika orang tua sakaratul maut, sang anak berlari-lari mencari orang untuk mentalqinkan orang tuanya, membacakan yasin, sedangkan ia tidak bisa, memandikan jenazah orang tuanya tak mengerti, apalagi mendoakannya. Karena doa yang sampai adalah doa anak yang sholih.

Menanamkan iman dan nilai-nilai keislaman sejak anak masih usia dini

Ketika mereka mulai berkembang dan mengenal tulisan, gambar, lingkungan dan lain-lain, maka tanamkan keimanan dan keislaman dengan memberikan contoh-contoh yang baik kepadanya. Karena orang tua akan menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya ketika ia masih kecil. Mereka akan sedikit demi sedikit mengikuti apa yang ia lihat, yang ia dengar, dan apa-apa yang biasa orang tuanya lakukan.

Membangun kepribadian dan mengembangkan pengetahuan agama anak

Orang tua lebih utama dalam perannya membangun kepribadian anak, karakter sifat anak turun tidak jauh dari keduanya. Maka bangunlah kepribadiannya sesuai syariat Islam dan kembangkanlah pengetahuan agamanya setiap waktu dengan memberikan dan mengajarkan serta membantu anak dalam mengembangkan kemampuannya. Seperti gemar mengikuti MTQ, lomba-lomba agama di sekolah (tartil Qur’an, pidato, hafidz Qur’an, dls).

Mengontrol kepribadian anak saat anak diluar rumah

Ini yang biasanya banyak dilalaikan oleh para orang tua. Mereka kurang memperhatikan kepribadian anak di luar rumah. Orang tua tidak boleh lepas tangan atau lepas tanggung jawab, meskipun anak sedang berada di lingkungan sekolah atau madrasah. Jangan membiarkan mereka keluar batasan yang seharusnya dipatuhi oleh anak. Seperti membiarkan anak pulang sekolah mampir dan bermain terlebih dahulu bersama teman-temannya entah kemana, mengontrol kesehariannya di sekolah dan lain sebagainya.

Memberikan sandang, pangan dan papan yang layak kepada anak

Orang tua yang memberikan makan kepada anaknya itu terhitung sedekah. Allah tidak akan menyia-nyiakan kebaikan orang tua kepada anaknya dengan memberikan pahala yang berlipat-lipat. Maka berikanlah kehidupan yang layak untuk mereka. Makanan yang sehat akan menghasilkan tubuh yang kuat, pakaian yang bersih dan rapi akan menyamankan hati karena Allah mencintai keindahan juga rumah yang layak dengan para penghuni yang taat kepada Allah, InsyaAllah “rumahku itulah surgaku di dunia” akan dirasakan dalam keluarga.

Memberikan perhatian, kasih sayang, dan pengertian

Anak pasti membutuhkan perhatian, tidak hanya diusianya yang masih kecil saja, tetapi sampai kapanpun anak akan membutuhkan perhatian dari orang tuanya. Apalagi kasih sayang. Mengajarkan dia kepada agama dengan penuh kelembutan dan kasih sayang akan lebih mudah diterima oleh anak. Dan berikan pengertian saat anak membutuhkannya. Contoh saat dia sedang banyak tugas sekolah, saat sedih, saat mereka tertekan dan lain sebagainya, berikanlah pengertian kepadanya. Jangan memaksakan kehendak, karena merekapun memiliki hak untuk diberikan pengertian oleh orang tuanya.

Orang tua sebagai motivator bagi anak-anak

Dalam menumbuhkan motivasi anak untuk tekun dan giat beribadah, rajin belajar, takut kepada Allah, belajar sabar, tidak mudah putus asa, itu semua akan lebih efektif jika dilakukan oleh orang tuanya sebagai motivator terbaik untuk anak-anaknya.

Tempat fasilitator bagi anak

Orang tua wajib memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Apa yang orang tua inginkan jangan hanya menyuruh dan meminta anaknya untuk melakukan apa yang dibutuhkan, akan tetapi disamping menyuruh, meminta dan memerintah, berikanlah fasilitas untuknya. Contohnya, berikan anak Al-Qur’an untuk belajar dan membacanya, berikan kitab atau buku-buku keislaman dan sumber informasi lainnya yang dibutuhkan, sekolahkan sampai setinggi mungkin di tempat-tempat yang layak dan tepat untuk anaknya, dan lain sebagainya.

Peran orang tua dalam penyaring informasi bagi anak-anaknya

Tidak semua informasi mentah-mentah diberikan kepada anak, ada yang harus mereka ketahui dan ada juga yang seharusnya belum layak mereka ketahui. Pintar-pintarlah menyaring informasi untuk anak-anak dan keluarga. Jangan berikan mereka tontonan yang tidak mendidik, berikan buku bacaan yang bagus dan bermanfaat, tidak menyampaikan perkataan kotor dari orang lain kepada anak, apalagi anaknya masih kecil yang belum bisa menyaring perkataan mana yang baik dan tidak bai.

Nah itulah beberapa Peran Orang Tua Terhadap Anak Dalam Islam, semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang baik dan menjadi suri tauladan bagi anak-anak. Mencetak generasi muslim yang kuat dan taat ada di tangan para orang tuanya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan terimakasih atas kunjungannya.