Imam Syafi’i : Biografi dan Karya-karyanya

Imam Syafi’i : Biografi dan Karya-karyanya – Siapa yang tidak mengenal salah satu imam besar yaitu Imam Syafi’i? tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita tentang nama beliau dan sekilas tentang beliau pasti sudah kita ketahui. Mayoritas kita yang berada di Indonesia bermadzhabkan Syafi’i. Banyak yang kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dari fatwa beliau dibidang fiqih.

Imam Syafi’i : Biografi dan Karya-karyanya

Tidak sedikit diantara kita yang sebenarnya belum mengetahui siapa sih beliau? bagaimana keturunannya, biografinya, kisahnya, karya-karyanya dan lain sebagainya yang berkaitan dengan perjalanan beliau.

Nah, kali ini catatanmoeslimah akan berbagi pengetahuan tentang sejarah beliau secara singkat, kisah dan perjalanannya yang harus kita ketahui. Tidak semua diceritakan hanya beberapa point penting saja yang harus kita ketahui. Untuk lebih mengenal siapa beliau, seorang ulama yang sangat termasyhur di dunia.

Biografi Imam Syafi’i

Nama asli beliau adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin Utsman bin Syafi’i bin as-Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin al-Muthalib bin Abdi Manaf bin Qushay al-Qurasyi asy-Syafi’i al-Makki. Bertemu nasabnya beliau dengan Rasulullah SAW., pada Abdi Manaf bin Qushay, yakni kakek Rasulullah SAW., yang ketiga.

Beliau lahir di sebuah tempat yang bernama Gazza, Asqalan Palestina pada tahun 150 H dan wafat pada tahun 204 H. Pada tahun ini pula (tahun kelahiran beliau) seorang ulama besar yakni Imam Abu Hanifah wafat.

Berkata Imam Ahmad bin Hambal, :”Sesungguhnya Allah telah menakdirkan pada setiap seratus tahun ada seseorang yang akan mengajarkan Sunnah dan akan menyingkirkan para pendusta terhadap Rasulullah SAW. Kami berpendapat pada seratus tahun yang pertama Allah menakdirkan Umar bin Abdul Aziz dan pada seratus tahun berikutnya Allah menakdirkan Imam Asy-Syafi’i.”

Para ahli sejarah dan jumhur ulama sepakat bahwa Imam Syafi’i berasal dari keturunan Arab murni. Imam Bukhari dan Muslim menjadi salah satu ulama yang menyaksikan akan kebenaran nasabnya dan keterkaitan nasabnya dengan Rasulullah SAW.

Biografi Dan Kisah Singkat Imam Syafi'i

Beliau menjadi seorang yatim ketika usia 2 tahun. Ibu Imam Syafi’i adalah seorang wanita mulia dari Kabilah Azd (salah satu kabilah negeri Yaman). Beliau tidak tinggal diam untuk merawat dan menjadikan anaknya seperti yang diinginkan ayahnya. Beliau yang membesarkan dan mendidik anaknya hingga menjadi seorang ulama besar.

Beliau membawa hijrah Muhammad bin Idris As-Syafi’i dari Gazza ke Mekkah untuk belajar ilmu agama. Disanalah ia belajar Al-Qur’an dan hafal al-Qur’an di usia 7 tahun. Kemudian, dikirimnya beliau ke sebuah pedesaan yang bahasa arabnya masih murni sehingga ia mampu berbahasa arab dengan fasih dan tertata susunannya dengan rapi sesuai dengan nahwu sharaf. Beliau pun terkenal dengan

Tak hanya sampai disitu, ibunya tetap memperhatikannya dan membuatnya agar bisa memanah dan berkuda dengan baik. Akhirnya beliau menjadi pemanah ulung yang tidak diragukan lagi kehebatannya.

Ketika beliau di Madinah, beliau belajar ilmu fiqh kepada Imam Malik. Dalam 9 malam beliau mampu mengaji dan menghafal kitab al-Muwaththa. Dengan izin Allah, ketika beliau berusia 15 tahun, Imam Malik mengizinkan beliau untuk berfatwa karena kecerdasan dan pemahaman yang luar biasa yang dimiliki oleh beliau.

Beliau bercerita tentang masa kecilnya: “Aku adalah seorang anak yatim. Ibukulah yang telah mengasuhku. Namun beliau tidak memiliki biaya untuk pendidikanku. Aku menghafal al-Quran ketika berusia 7 tahun. Dan menghafal (kitab) al-Muwaththa saat berusia 10 tahun. Setelah itu aku menyempurnakan hafalan al-Quran, aku masuk ke masjid, duduk di majelisnya para Ulama. Kuhafalkan hadits atau suatu permasalahan. Keadaan kami di masyarakat berbeda, aku tidak memiliki uang untuk membeli kertas. Aku pun menjadikan tulang sebagai tempat menulis“.

Imam Syafi’i dapat memahami dengan cemerlang karya dari Imam Malik yaitu kitab al-Muwaththa, sehingga Imam Malik amat sangat mengaguminya oleh karena kecerdasannya.

Telah dikatakan oleh Imam Ahmad tentang Imam Syafi’i, “Beliau adalah orang yang paling faqih dalam Al-Quran dan As-Sunnah,” “Tidak seorang pun yang pernah memegang pena dan tinta (ilmu) melainkan Allah memberinya di ‘leher’ Syafi’i, “.

Karya-karya Imam Syafi’i

Banyak para Ulama yang telah menyebutkan karya-karya beliau. Karya beliau tidak sedikit, namun ada beberapa yang termasyhur diantaranya: ar-Risalah al-Jadidah, al-Umm, al-Hujjah, ahkamul-Qur’an, Jima’ al’Ilmu, al-Musnad, Ikhtilaful Hadits. Menurut Abu Muhammad al-Husain al-Mawarzy, karya beliau (Imam Syafi’i) bisa mencapai 113 kitab. Sedangkan menurut Yaqut al-Hamawi jumlahnya mencapai 174 kitab yang judul-judulnya telah ditulis oleh Ibnu an-Nadim dalam al-Fahrasat. Karya-karya beliau berkaitan dengan ushul fiqh, tafsir, hadits, sastra, dan disiplin ilmu lainnya.

Ar-Risalah dan al-Umm merupakan karangan beliau yang agung dan termasyhur hingga saat ini. Ar-Risalah merupakan kitab karya beliau yang pertama yang membahas tentang teori-teori hukum dalam Islam (Ushul Fiqh) atau landasan istimbath al-hukm (pembentukan suatu hukum). Dan kitab al-Umm merupakan salah satu karya terbesarnya yang juga tak kalah pentingnya bagi Umat Islam. Dalam kitab al-Umm ini lebih pada hasil ijtihad beliau dalam hal ihwal permasalahan fiqh.

Al-Muzanni telah berkata, “Saya telah membaca kitab Ar-Risalah Imam Syafi’i sebanyak 50 kali. Setiap kali membacanya, saya selalu memperoleh faedah yang berbeda-beda“. menurut Imam Ahmad bin Hambali, “Kalau bukan karena Syafi’i, saya tidak akan mengetahui Fiqh Hadits“. Begitulah para sahabat juga murid beliau menuturkan kekagumannya terhadap kitab Ar-Risalah, kitab pertama yang di tulis oleh Imam Syafi’i.

Metode pembentukan hukum yang digunakan beliau merujuk pada 4 dasar yakni al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas.Beliau menuturkan “Tidak boleh bagi seseorang mengatakan suatu masalah dengan kata ini halal dan ini haram kecuali sudah memiliki pengetahuan tentang hal itu. Pengetahuan tersebut adalah al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas“.

 Gelar Imam Syafi’i

Keteguhannya dalam membela sunnah Nabi, sebagai seorang pengikut manhaj Ashabul Hadits, beliau selalu menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai landasan dan sumber hukum dalam setiap permasalahan terutama masalah aqidah. Beliau selalu menyebutkan dalil-dalil dari keduanya dan menjadikannya hujjah dalam menghadapi penentangnya, terutama dari kalangan ahli kalam. Beliau berkata, “Jika kalian telah mendapatkan Sunnah Nabi, maka ikutilah dan janganlah kalian berpaling mengambil pendapat yang lain“. Karena komitmennya dalam mengikuti sunnah dan dan keteguhannya dalam membela sunnah, beliau mendapat gelar Nashiru Sunnah.

Itulah biografi singkat dari sosok seorang imam madzhab Syafi’i Abdullah bin Idris. Masih sangat banyak kisah-kisah menarik beliau tentang perjalanan beliau dalam menuntut ilmu juga tentang kecerdasan beliau yang sangat terkenal dikalangan para Ulama kala itu.

Ini hanya sekilas tentang siapa beliau? yakni seorang pendiri madzhab Syafi’i yang banyak kita gunakan sehari-hari fatwa dari beliau. Semoga Imam Syafi’i : Biografi dan Karya-karyanya ini bisa membantu sahabat semua dalam mengenal sosok beliau atau untuk kepentingan lain (belajar).  Salam ukhuwah 🙂