Siksa Kubur Dalam Islam Dan Penjelasannya – Semua makhluk hidup tentu pasti akan mengalami kematian. Dimana semua hal tersebut pasti menjadi akhir dalam kehidupan sementara. Apalagi kita sebagai umat muslim tentu kematian merupakan jembatan untuk menuju alam kekal yaitu surga dan neraka.
Apalagi kita belum mengetahui apakah kita masuk surga atau neraka. Namun sebelum itu kita harus melewati alam kubur, di dalam sana pula kita haru mempertanggungjawabkan apa saja yang sudah kita lakukan. Bila kita melakukan kebaikan tentu kita akan bisa melewati dengan mudah. Akan tetapi bila kita melakukan keburukan tentu ada ganjaran atau siksaannya.
Pada tulisan singkat ini, kami akan membahas apa itu siksa kubur dalam islam dan penjelasannya?
Siksa kubur Dalam Islam Dan Penjelasannya
Siksa Kubur Dalam Islam
Di dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’min ayat 45-46 menerangkan,Artinya : “Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang , dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”
Dalam ayat tersebut memiliki artian sendiri dalam lafadz “kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang“. Menurut Fakhruddin Ar Rozi Asy Syafi’i –rahimahullah- mengatakan,
“Para ulama Syafi’iyyah berdalil dengan ayat ini tentang adanya adzab kubur. Mereka mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa siksa neraka yang dihadapkan kepada mereka pagi dan siang (artinya sepanjang waktu) bukanlah pada hari kiamat nanti. Karena pada lanjutan ayat dikatakan, “dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras” [Berarti siksa neraka yang dinampakkan pada mereka adalah di alam kubur].
Tidak bisa juga kita katakan bahwa yang dimaksudkan adalah siksa di dunia. Karena dalam ayat tersebut dikatakan bahwa neraka dinampakkan pada mereka pagi dan siang, sedangkan siksa ini tidak mungkin terjadi pada mereka ketika di dunia. Jadi yang tepat adalah dinampakkannya neraka pagi dan siang di sini adalah setelah kematian (bukan di dunia) dan sebelum datangnya hari kiamat. Oleh karena itu, ayat ini menunjukkan adanya siksa kubur bagi Fir’aun dan pengikutnya. Begitu pula siksa kubur ini akan diperoleh bagi yang lainnya sebagaimana mereka.” (Mafaatihul Ghoib, 27/64)
Menurut Ibnu Katsir –rahimahullah- mengatakan bahwa
“Ayat tersebut adalah pokok aqidah terbesar yang menjadi dalil bagi Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengenai adanya adzab (siksa) kubur yaitu firman Allah Ta’ala“. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7/146).
Sebagaimana menurut Ibnul Qoyyim –rahimahullah- menafsirkan ayat di atas,
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang”, ini adalah siksaan di alam barzakh (di alam kubur). Sedangkan ayat (yang artinya), “dan pada hari terjadinya Kiamat” adalah ketika kiamat kubro (kiamat besar). (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358).
Keterangan lain dalam Surat Al-An’am ayat 93
Artinya : “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.“
Dijelaskan dalam Tafsir Jalalain perihal ayat tersebut, yaitu:
“(dan sekiranya engkau melihat) wahai Muhammad (tatkala orang-orang lalim) yang telah disebutkan tadi (berada dalam sekarat) yaitu sedang menghadapi kematiannya (yakni maut sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya) kepada mereka seraya menyiksa lalu para malaikat itu berkata dengan kasar kepada mereka (“Keluarkanlah nyawamu,”) kepada kami untuk kami cabut.
(Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan) sangat merendahkan (karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar) dengan mengaku menjadi nabi dan berpura-pura diberi wahyu padahal dusta (dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya) kamu merasa tinggi diri tidak mau beriman kepada ayat-ayat-Nya. J”awab dari huruf lau ialah: niscaya engkau akan melihat peristiwa yang mengerikan.“
Oleh karena itu kita harus yakin dan berusaha menghindari segala larangan yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. dengan mengikuti segala apa yang di perintah oleh Nabi, sahabat, dan ulama penerus beliau. Karena segala sesuatu baik atau buruk yang telah dilakukan tentu akan dimintai pertanggungjawabannya.
Pandangan Siksa Kubur
Ada beberapa yang menolak atau tidaka sependapat tentang perihar adanya siksa kubur yang mana meraka meyakini bahwa riwayat yang menerangkan aqidah semacam ini adalah hadits ahad. Sedangkan hadits ahad tidak boleh dijadikan rujukan dalam masalah aqidah karena aqidah harus 100% qoth’i, tidak boleh ada zhon (prasangkaan) sedikit pun.
Sekarang kalo kita lihat, “Bukankah Al Qur’an adalah mutawatir?! Lalu di mana mereka meletakkkan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai siksa kubur [?] Padahal pakar tafsir telah menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan ayat-ayat yang kami sebutkan di atas adalah mengenai siksa kubur.”
Terus bagaimana dengan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda,Artinya : “Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah perlindungan pada Allah dari empat hal: [1] siksa neraka jahannam, [2] siksa kubur, [3] penyimpangan ketika hidup dan mati, [4] kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” (HR. Muslim).
Bila tidak mengamalkan do’a ini, bagaimana mungkin berbeda antara perkataan dan keyakinan, tentu sungguh tidak masuk akal. Kerena sesuatu boleh diamalkan namum tidak boleh diyakini, itu menjadi mustahil.
Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah kepada kita semua. Agar terhindar dari salah berfaham dan merujuk kepada kebenaran dengan mengikuti Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Demikian pembahasan tentang Siksa Kubur Dalam Islam Dan Penjelasannya. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah ilmu pengetahuan sehingga menjadikan amalan kita diterima oleh Allah SWT.