Cara Mengatasi Masalah Problematika Di Antara Anak-Anak – Sahabat Muslimah, Sebagai orang tua tentu akan dihadapi akan masalah kehidupan. Baik tentang keluarga, suami, istri, orang tua bahkan problematika anak.
Nah Sahabat, Bagaimana cara kita mengatasi problematika anak? Tentu kami akan memberikan tips agar dapat mengatasi hal tersebut. Untuk itu simak artikel Catatan Muslimah berikut ini.
Cara Mengatasi Masalah Problematika Di Antara Anak-Anak
“Nak, kamu tidak boleh main sama Dia, ya. Dia itu anak ‘nakal’!”
Begitulah nasihat singkat dari seorang ibu tatkala anak lelakinya menginjak usia 10 tahun atau lebih yang mulai terpengaruh temannya suka mem-bully.
Seorang ustadz pernah mendapatkan pertanyaan dari salah satu seorang wali santrinya. “Ustadz, kenapa, ya, anak saya sering mendapat ‘kosakata baru’ yang berbau negatif bahkan menjurus ke pornografi? ”
Seorang ibu khawatir lantaran anak lelakinya yang penurut sering menjadi sasaran kenakalan teman sekelasnya. Hingga ia mengultimatum buah hatinya untuk membela diri akan perlakuan teman-temannya tersebut sudah melampaui batas.
Demikian sekilas tentang dunia anak-anak yang penuh dengan dinamika. Adakalanya, timbul konflik-konflik yang membuat orang tua atau guru tertantang untuk mencari solusinya segera mungkin. Bahkan ada sebagian wali santri yang perlu menarik anaknya lantaran ‘keaktifan’nya telah meresahkan banyak orang. Sehingga sang ibu memutuskan agar anaknya belajar di rumah dulu daripada mendzhalimi teman-temannya.
Lantas, apa yang sebaiknya yang harus dilakukan orang tua dan pendidik berkaitan dengan berbagai persoalan yang mewarnai kehidupan anak-anak?
-
Jalin hubungan harmonis antara orang tua dan pendidik
Sejatinya, yang utama mendidik anak adalah orang tuanya sendiri. Karena orang tualah kelak yang bertanggung jawab di sisi Allah tentang anak-anaknya. Ketika anak bermasalah di sekolah, para guru selayaknya mengomunikasikan dengan orang tua anak secara bijak dan tenang.
Hindari prasangka buruk seperti ungkapan, “Di rumah dididik atau tidak?”. “Kok, anak itu bandel dan usil?” Sebaliknya orang tua tidak serta merta menyalahkan sekolah dengan komentar, “Di sekolah diajarin apa sih, kok anak ini jadi nakal.” Dengan adanya komunikasi dua arah yang bagus akan membuat orang tua dan sekolah menjadi legowo sehingga bisa dicari solusinya.
-
Pahami karakter anak-anak
Anak merupakan peniru yang ulung. Bisa jadi, sikap atau perilaku negatif yang ditirunya sebab meniru perilaku temannya. Baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal, seorang anak yang lemah secara kepribadian mudah mendapat tekanan teman sebaya.
Orang tua maupun pendidik hendaknya memahami bahwa setiap anak punya keunikan dan keistimewaan. Perlakuan yang berbeda dengan memahami karakter ataupun kepribadian anak akan membantu meredakan konflik di antara mereka.
-
Tanamkan nilai agama dan moral di rumah
Rumah atau keluarga merupakan tempat penanaman pertama nilai agama dan moral. Ketika di keluarga penanamannya kuat dan mengakar. Insya Allah anak tidak akan mudah terpengaruh nilai-nilai negatif yang diterimanya.
Orangtua perlu mengajarkan pertahanan diri pada anak agar dapat konsisten pada kebenaran. Ajarkan pula percaya diri pada anak agar ia bersikap realistis dan mencoba menyelesaikan konflik dalam pengawasan orangtua atau pendidik.
-
Carikan teman yang shalih
Lingkungan yang kondusif dan teman yang shalih akan membantu anak untuk mencontohnya dan mewarnai karakter anak tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian” (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami hadits no. 3545).
-
Jadilah orang tua sholeh yang mendoakan anak-anaknya
Problematika yang dihadapi anak perlu disikapi dengan arif, hindari saling mencari kambing hitam. Anak adalah ujian ketika ia sering membuat masalah, maka saatnya koreksi diri dan terus berbenah dengan menjadi hamba yang bertaqwa.
Optimis dan selalu minta pertolongan Allah, insya Allah hati menjadi lapang dan terus mencari jalan keluar yang terbaik. Allah akan menilai proses bukan hasilnya. Selebihnya bertawakal pada Allah.
Demikian artikel tentang Cara Mengatasi Masalah Problematika Di Antara Anak-Anak. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Terima kasih.