Larangan Berbohong Meskipun Sekedar Bercanda – Tidak sekali dua kali kita melihat candaan atau senda gurau yang menyisipkan kebohongan baik di berbagai media maupun dalam kehidupan sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri bercanda memang dapat membuat orang lain tertawa, bahkan ada yang terhibur dan membuat sebagian orang yang mendengarnya bahagia dengan tertawa lepas.
Tetapi tahukah bahwa hal tersebut sangat dilarang dalam Islam. Rasulullah tidak melarang umatnya untuk bersenda gurau, meyenangkan hati anak istri, keluarga, sahabat dan orang-orang disekitar. Rasulullah saw. pun orang yang sangat humoris terhadap keluarganya. Namun, jika dalam bercanda terselip kebohongan, itulah yang dilarang.
Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya aku juga bercanda, namun aku tidak mengatakan kecuali yang benar“. (HR. At-Thabrani)
Artinya: “Celakalah orang yang berbohong (berdusta) untuk membuat orang lain tertawa, celakalah ia dan celakalah ia“. (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi )
Larangan Berbohong Meskipun Sekedar Bercanda
Sahabat muslimah, wapadalah dalam setiap kata yang akan diucapkan, jangan karena ingin terlihat lucu atau membuat orang lain tertawa, kita harus mengorbankan kedustaan yang justru dapat membuat kita celaka. Saat ini banyak sekali orang yang menjadikan kebohongan sebagai sesuatu yang lucu dan ditujukan untuk mengundang tawa orang lain.
Rasulullah saw. mengajarkan umatnya dalam bersenda gurau dengan berkata yang benar. Tidak sedikit pula orangtua yang berkata bohong agar anaknya berhenti menangis.
Dalam Maktabah Syamilah, Imam Abu Thayyib Muhammad Syamsul Haq berkata:
Artinya: “Dalam hadits ini terdapat penjelasan bahwa apa yang diucapkan oleh orang-orang dengan bergurau atau bohong kepada anak-anak tatkala menangis, misalnya akan memberi sesuatu atau menakut-nakuti dari sesuatu (padahal tidak ada) adalah haram dan termasuk dusta“.
Sebagai seorang Muslim Muslimah yang beriman, tentu kita akan peka dengan nasehat. Jika telah datang suatu nasehat dan kebenaran, maka dengan senang hati kita mengikuti dan melaksanakannya. Oleh karena itu, tinggalkanlah perkataan dusta baik dalam candaan, menghentikan tangisan anak, ataupun perdebatan. Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Seorang hamba tidak beriman dengan sempurna, hingga ia meninggalkan berkata bohong saat bercanda dan meninggalkan debat walau ia benar“. (HR. Ahmad)
Jaminan Surga Bagi Orang Yang Berkata Jujur
Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: “Aku menjamin sebuah rumah di pinggir Surga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan meskipun mengandung kebenaran, Aku juga menjamin rumah di tengah Surga bagi siapa saja yang meninggalkan kebohongan meskipun bercanda, dan rumah di puncak Surga bagi siapa saja yang memperbaiki akhlaknya (sampai berakhlakul karimah atau akhlak yang baik)”. (HR. Abu Dawud)
Berbohong dalam canda atau ketidak seriusan saja dilarang, bagaimana jika bersungguh-sungguh? tentu akan dicatat disisi Allah sebagai “Orang Pendusta“. Maka berhati-hatilah dalam menjaga lisan.
Sahabat muslimah, ada beberapa larangan yang harus diperhatikan dalam bersenda gurau, diantaranya yaitu:
1. Jauhilah perkataan dusta
Sebagaimana dalam pembahasan diatas, bahwa Rasulullah saw. adalah orang yang humoris, namun ia hanya berkata yang benar dan tidak banyak tertawa. Jadi, celakalah bagi orang yang berkata bohong meskipun hanya untuk membuat orang lain tertawa.
2. Tidak tertawa secara berlebihan
Dari Aisyah ra, “Aku belum pernah melihat Rasullullah saw. tertawa terbahak-bahak hingga terlihat kerongkongannya, namun beliau hanya sekedar tersenyum“. (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati“. (HR. Ahmad)
3. Jauhi perkataan buruk
Tidak sedikit orang yang tersinggung dengan candaan dan terjadinya perselisihan hanya karena candaan. Oleh karenanya, berkatalah dengan perkataan yang baik. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia“. (QS. Al-Isra: 53)
4. Tidak untuk menakut-nakuti
Hal ini seringkali digunakan untuk bahan candaan. Menakut-nakuti temannya dengan sesuatu yang ditakutinya agar orang-orang tertawa melihat tingkahnya. Misalnya, ada teman yang phobia dengan kucing atau hewan lainnya, kemudian dengan sengaja ditakut-takuti dengan hewan tersebut bahkan sampai orang yang ditakutinya menangis ketakutan. Hal ini amat sangat dilarang dalam Islam karena dapat menimbulkan mudharat.
Rasulullah saw. bersabda: “Tidak halal bagi seorang Muslim membuat takut Muslim yang lainnya“. (HR. Abu Dawud).
5. Tidak mengandung unsur menghina dan mencela
Menghina, mencela atau mengejek dalam bercanda juga dilarang dalam Islam. Maka jauhilah unsur hinaan dan celaan kepada orang lain meskipun hanya sekedar lelucon.
6. Jangan melewati batas
Segala sesuatu yang melampaui batas itu dilarang termasuk dakam hal bercanda. Jangan sampai bercanda secara berlebihan hingga melanggar aturan dan norma-norma. Terlalau banyak bercanda juga akan menjatuhkan wibawa seseorang.
Inilah kesempurnaan ajaran agama Islam. Dalam hal sekecil apapun telah diperhatikan dan ada aturan-aturannya. Jika kita mengetahui dan menerapkan adab, aturan atau rambu-rambu dalam bersenda gurau tentu setiap manusia akan selalu merasa tenang, tentram dan aman jika hidup berdampingan dengan umat Islam. Sebab agama telah mengajarkan setiap sendi peradaban manusia dengan tuntunan yang mulia.
Semoga ringkasan tentang Larangan Berbohong Meskipun Sekedar Bercanda ini dapat memberikan manfaat bagi sahabat Muslim, sehingga tidak ada lagi perselisihan yang diakibatkan dari senda gurau yang tak beradab.