Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW – Rasulullah SAW adalah manusia yang sangat berpengaruh dalam sejarah peradaban Islam. Kisah Rasulullah dalam hal duniawi juga bisa dijadikan tauladan dalam kehidupan kita saat ini. Beliau adalah seorang pemimpin umat, pendakwah, panglima perang, bahkan seorang pebisnis sukses namun tetap memilih hidup sederhana.
Rasulullah SAW merupakan suri tauladan bagi seluruh umat dalam bidang apapun.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(QS: Al Ahzab: 21).
Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW (1)
Berikut ada beberapa contoh keteladanan beliau yang bisa kita jadikan cerminan untuk memperbaiki diri, baik dalam kehidupannya berumah tangga juga pergaulan atau kehidupannya sehari-hari.
Kisah Teladan Nabi Muhammad Bersama Istrinya
Nabiyullah Muhammad sebagai pemimpin umat tentu memiliki kesibukan yang luar biasa, tetapi beliau tetap mementingkan keluarga terutama dalam membahagiakan dan memuliakan istrinya. Banyak kebiasaan beliau dalam berumah tangga yang harus kita teladani agar rumah tangga menjadi harmonis dan bahagia. Berikut ini ada beberapa kisah romantisme dan kisah cinta beliau bersama istrinya Khadijah dan Aisyah yang sangat menginspirasi kehidupan rumah tangga yang harmonis dan sakinah.
Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW. Bersama Siti Khadijah r.a.
Nabi Muhammad begitu setia dengan istrinya Khadijah r.a. Beliau amat sangat mencintai dengan tulus dan cinta yang dalam terhadap Khadijah al-Kubra.
Khadijah adalah salah satu wanita paling mulia kala itu. Ia berasal dari keluarga yang sangat terhormat dan terpandang. Dia juga wanita yang cantik menawan, wanita suci dan memiliki kekayaan yang cukup banyak, menjadi wanita pengusaha termasyhur. Bisa menikahinya adalah suatu prestasi yang hebat bagi siapa pun, dan memang, beberapa pria paling menonjol dan kaya di masyarakat Arab ketika telah meminta tangannya. Namun, dia menolak semuanya. Ia lebih memilih lelaki yang baik akhlaknya lagi mulia, yakni nabi Muhammad SAW, meskipun perbedaan usia sangat jauh.
Setelah menikah dengan Rasulullah beliau begitu setia mendampingi Rasulullah dan termasuk salah satu golongan orang-orang yang percaya akan kerasulan Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak pernah dimadu sampai akhir hayatnya. Beliau juga merupakan istri yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW.
Khadijah r.a adalah orang pertama yang mengimani kerasulan Nabi Muhammad. Ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu pertama yang disampaikan Jibril ‘alaihissalam, dimana beliau merasa ketakutan dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril a.s dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah yang pertama dapat kali mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya, sambil berkata:
“Bergembiralah dan tenteramkanlah hatimu. Demi Allah SWT yang menguasai diri Khadijah r.a, engkau ini benar-benar akan menjadi Nabi Pesuruh Allah bagi umat kita.” Allah SWT tidak akan mengecewakanmu. Bukankah engkau orang yang senantiasa berusaha untuk menghubungkan tali persaudaraan? Bukankah kau selalu berkata benar? Yang juga senantiasa menyantuni anak yatim piatu, menghormati tamu dan menolong kepada setiap orang yang ditimpa kemalangan dan musibah?”.
Khadijah r.a mendampingi nabi Muhammad SAW. selama 26 tahun, yakni 16 tahun sebelum Rasulullah menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia tidak pernah dimadu, tak ada duanya, bercerai karena kematian. Tahun wafatnya disebut “Tahun Kesedihan” (‘Aamul Huzni).
Banyak sekali riwayat yang menggambarkan kesungguhan cinta Nabi kepada kepada Khadijah. Bahkan suatu hari, Rasul pernah bercerita dihadapan Aisyah bahwa perempuan yang sangat ia cintai adalah Khadijah. Aisyah cemburu, seolah tidak ingin dibandingkan dengan khadjiah. Namun begitulah isi hati Nabi Muhammad. Kecintaannya kepada Khadijah.
Karena seringnya Rasulullah menceritakan Khadijah kepada istri-istrinya sehingga membuat istrinya merasa cemburu. dari Aisyah berkata: “Aku tidak pernah merasa cemburu kepada madu lainnya melebihi kecemburuanku kepada Khadijah, dikarenakan terlalu seringnya Nabi Muhammad menyebut dan menceritakannya“.
Rasulullah berkata: “Dia adalah seorang wanita yang terbaik, karena dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam kebimbanga, dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku; dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku; dan dia telah melahirkan bagiku beberapa putera-puteri yang tidak ku dapatkan dari isteri-isteri yang lain“.
Kisah Nabi Muhammad SAW. Bersama Siti Aisyah r.a
Berikut ini ada beberapa kisah romantisme Nabi Muhammad bersama Aisyah r.a. :
Biasa mandi bersama dalam satu bejana
Telah diceritakan dari Aisyah r.a:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ مِنْ قَدَحٍ يُقَالُ لَهُ الْفَرَقُ
Artinya: “Saya biasa mandi bersama Nabi SAW. dari satu bejana dan dengan satu gayung, yang disebut faruq.” (HR: Al-Bukhari)
Rasulullah begitu mencintai Aisyah, meskipun Aisyah memiliki sifat yang pencemburu namun Rasulullah mampu membuat ketenangan dan bisa menanganinya dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Romantis dalam hal makan dan minum
Beliau tidak merasa jijik minum dengan gelas yang sama dengan istrinya juga terbiasa makan sepiring berdua. Selain itu juga beliau mau makan daging bekas gigitan Aisyah. Intinya adalah beliau selalu merasa apapun bisa dilakukan bersama, tidak ada kata jijik.
Memanggil dengan panggilan indah
Karena kecantikan Aisyah, Beliau memberi panggilan khusus untuk istrinya Aisyah yakni dengan sebutan “Humairah” yang artinya berpipi kemarah-merahan.
Membantu pekerjaan rumah
Rasulullah terbiasa membantu meringankan pekerjaan rumah juga pekerjaan yang bisa dilakukannya maka beliau mau melakukannya seperti menjahit baju yang sobek. Namun jikalau waktu sholat telah tiba maka beliau akan segera keluar untuk menunaikan sholat terlebih dahulu.
Mengajak bermain dan bercanda
Suatu hari Rasulullah SAW berlomba lari dengan Aisyah dan Aisyah menang. Aisyah bercerita: “Nabi Muhammad SAW berlari dan mendahuluiku (namun aku mengejarnya) hingga aku berhasil mendahuluinya. Tetapi, tatkala badanku gemuk, Nabi Muhammad SAW mengajak lomba lari lagi namun beliau mendahului, kemudian beliau mengatakan, ‘Wahai Aisyah, ini adalah balasan atas kekalahanku yang dahulu’.” (HR. Thabrani dalam Mu’jamul Kabir 23/47)
Membujuk dengan lembut ketika istri marah
Rasulullah tidak pernah berkata kasar terlebih kepada istri-istrinya. Meskipun ketika marah atau istrinya yang dalam keadaan marah kepadanya. Beliau tetap berlaku dan berkata lembut, sehingga tidak pernah menyakiti hati istrinya.
Memeluk istri ketika beliau marah
Banyak hal yang dilakukan Rasulullah ketika sedang marah terhadap istrinya. Salah satunya adalah ketika Rasulullah marah kepada Aisyah karena suatu hal. Kemudian Rasulullah meminta Aisyah untuk menutup mata dan mendekat. Seketika itu Aisyah merasa cemas karena mengira akan dimarah oleh Rasulullah. Namun tak sesuai yang dibayangkan Aisyah. “Humairaku (panggilan sayang Rasulullah untuk Aisyah) telah pergi rasa marahku setelah aku memelukmu“, kata Rasulullah. MasyaAllah. Selain itu ketika beliau sedang marah, beliau suka memijat hidung Aisyah dengan gemas.
Sangat pengertian
Salah satunya adalah ketika Aisyah mendapati giliran dikunjungi Rasulullah, dan Rasulullah mendapat kiriman makanan dari istri yang lain, kemudian Aisyah merasakan kecemburuan sehingga ia menjatuhkan piring yang bersisi makanan tersebut ke lantai. Rasulullah tidak marah, beliau berkata kepada anaknya: “maaf, ibum kalian sedang cemburu“, kemudian beliau memunguti makanan dan membersihkan pecahan piringnya dan mengganti dengan piring yang lain.
Mencium kening ketika hendak bepergian
Ketika beliau akan keluar rumah bahkan setiap kali datang dari luar, beliau selalu menyempatkan untuk mencium kening istrinya.
Dan masih banyak lagi keromantisan Rasulullah yang lainnya, seperti mandi bersama, tidur dipangkuan Aisyah, menjadi pendengar yang baik, selalu membantu dan tidak pernah mau membebani istri-istrinya.
Rasulullah telah mengajarkan bahwa suami harus pandai memuliakan istri. Seperti dalam sabdanya, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Lelaki yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Kecintaan Rasulullah Terhadap Cucunya
Begitu banyak kisah yang bisa kita teladani dari akhlak beliau terhadap cucu-cucunya. Salah satunya adalah saat Hasan dan Husain bermain dengan teman-teman sebayanya, kemudian Rasul pun meregangkan kedua tangannya seraya berlari dan mendekati keduanya kemudian dipeluk dan diciumnya. Saat Hasan dan Husain hilang, Rasul pun sangat merasa khawatir dan cemas hingga menyuruh semua sahabatnya menyebar untuk mencari Hasan dan Husain. Sementara beliau mencarinya bersama Ummu Aiman dan berhasil ditemukan kedua cucunya itu di dekat lembah, kemudian beliau menggendong keduanya dan dibawa pulang.
Pada saat rasulullah sholat, tiba-tiba cucunya Hasan menaiki punggungnya. Kemudian Hasan memukul punggung Rasul seperti sedang menaiki kuda dengan kencang. Rasul pun sujud cukup lama dan menunggu Hasan turun dari punggungnya. Ketika Hasan turun dari punggung Rasulullah, sang adik Husein pun ikut-ikutan menaiki punggungnya. Setelah keduanya turun, Rasulullah langsung melanjutkan shalatnya kembali. Sikap Rasul tersebut membuktikan kasih sayangnya kepada kedua cucunya.
Kecintaan Rasulullah SAW kepada cucunya dapat kita ketahui dari sabda Rasul, “ahabbu ahli bayti al-Hasan wal Husain.” (Keluargaku yang paling aku cintai adalah al-Hasan dan al-Husein).
Di lain waktu, saat shalat berjama’ah di masjid, beliau pernah menggendong cucunya, Umamah (anak Zainab). Ketika sujud beliau letakkan di bawah, kemudian saat berdiri beliau gendong lagi (HR. Bukhari dan Muslim). Peristiwa ini menggambarkan betapa sayangnya beliau kepada cucunya.
Kesabaran Rasulullah Ketika Diludahi Oleh Wanita Tua
Salah satu sifat Rasulullah yang harus kita teladani adalah tingginya rasa belas kasih sayang dan sabar dalam menghadapi hinaan. Saat beliau melintasi rumah seorang wanita tua, beliau selalu diludahi oleh wanita tua itu, hingga pada suatu hari beliau melewatinya, namun tidak bertemu dengan wanita tua itu, maka Nabi pun menanyakan keadaannya kepada salah seorang tetangganya, dan wanita tua itu sedang jatuh sakit. Kemudian Nabi pun menjenguknya.
Ketika wanita itu sadar bahwa yang menjenguknya adalah orang yang selama ini ia ludahi saat melintasi depan rumahnya, ia pun menangis dan berkata didalam hati “orang ini yang selalu aq ludahi, ternyata hatinya begitu mulia, bahkan ia yang pertama kali menjengukku”.
Sambil menitikkan air mata, Ia bertanya “Wahai Muhammad, kenapa engkau menjengukku padahal aku setiap hari selalu meludahimu dan menyakitimu?” Nabi pun menjawab “karena aku yakin engkau belum tahu tentang kebenaranku, sehingga kau melakukan itu, jika engkau mengetahuinya aku yakin kau tidak akan melakukannya“.
Sampai pada akhirnya wanita tua itu sadar dan menangis hingga sesak dadanya. Ia pun pada akhirnya mau mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengakui kenabian Muhammad SAW.
Akhlak Rasul Terhadap Orang Lain
Rasulullah selalu memberikan contoh baik untuk setiap perilakunya baik terhadap keluarga, tetangga, sahabat, hamba sahaya, orang yang lebih tua, orang yang lebih muda atau siapapun bahkan orang yang jahat sekalipun. Beliau tidak pernah membalas kejahatan orang lain.
Pada suatu hari ada salah seorang pria yang ingin bertemu dengan beliau dan meminta izin kepada Aisyah r.a. kemudian masuklah pria tersebut dan bertemu dengan Rasulullah. Pria tersebut terkenal sebagai orang yang buruk dan paling kasar dari kabilahnya, namun Rasul memperhatikan setiap pembicaraannya dan berkata dengan lembut. Lantas Aisyah berkata setelah pria tersebut pergi “Mengapa engkau berbicara ramah, lembut dan penuh hormat dengan pria tersebut?” Rasulullah menjawab, “Aisyah, pria itu adalah orang yang paling buruk di dunia ini karena ia tidak mau bergaul dengan orang lain karena ia menganggap orang lain lebih buruk darinya.”
Nah itulah sekelumit Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW (1) yang bisa kita jadikan sebagai cerminan, dan masih banyak lagi kisah keteladanan Rasulullah yang harus kita teladani. Semoga sekelumit kisah diatas bisa memberikan kemanfaatan bagi kehidupan kita. Salam ukhuwah 🙂