Kisah Asma El-Beltagy Sebagai Ikon Syahidah Muda Dari Mesir – Tak banyak anak-anak muda masa kini yang mau menyerahkan seluruh jiwa raganya demi sebuah perjuangan dan menegakkan keadilan. Asma El-Beltagy adalah salah satu syahidah muda dari Mesir. Ia adalah seorang putri dari petinggi Ikhwanul Muslimin Mohamed El-Beltagy.
Di usianya yang baru 17 tahun, Asma El-Beltagy telah menjadi pejuang dan pahlawan dari kalangan wanita muda. Remaja ini telah mencapai (mati syahid) cita-cita tertinggi yang didambakannya, saat ia dibunuh oleh pasukan keamanan Mesir pada peristiwa “Rabu Hitam” yang menewaskan ratusan orang itu.
Kisah Asma El-Beltagy Sebagai Ikon Syahidah Muda Dari Mesir
Asma merupakan seorang aktivis, bintang kelas, cerdas, enerjik, dan disegani banyak orang, tewas demi perjuangan bangsanya. Ia bersama pemuda Ikhwanul Muslimin pernah berjibaku dengan pasukan keamanan. Mereka bertahan selama Pertempuran Unta yang terkenal itu, meski banyak yang melarikan diri.
Asma ketika itu berada di alun-alun Tahrir sebagai bagian dari revolusi. Sebelumnya pada tahun 2010, ia pernah ikut dalam rombongan Freedom Flotilla, kapal yang berusaha memecahkan pengepungan Israel terhadap Gaza di Palestina. Sembilan warga Turki tewas tertembak pasukan komando Israel yang menyerang kapal itu.
Si gadis muda Asma menemui kesyahidannya di basis Ikhwanul Muslimin di Raba al-Adawiyah. Ia dibunuh oleh penembak jitu yang mengintainya ketika dia sedang berusaha membantu orang-orang yang terluka di alun-alun tersebut.
Dalam keterangan kematiannya, Asma di tembak bagian dada. Tulang rangkanya hancur dan kaki kirinya remuk. Anas el-Beltagy (kakak Asma) sempat bersama Asma beberapa waktu sebelum terjadi penembakan itu. Namun remaja putri itu terkena serangan militer. “Aku langsung membawanya ke rumah sakit, tapi ia tak tertolong” ucap Anas (pria muda itu) secara lirih.
Karena keberaniannya dan aktif dalam kegiatan Ikhwanul Muslimin, Asma el Beltagy menjadi ikon Rabaa al Adawiyah. Di mata kerabat dan teman-temannya, Asma dikenal sebagai seorang wanita yang sangat baik, supel dan cerdas. Hal itu semakin menyempurnakan kecantikan wajahnya.
Dalam hal sikap, apa yang dilakukannya untuk memenuhi panggilan tugas suci, Asma mewakili semua mujahid yang tewas di alun-alun itu dan di tempat-tempat lain di Mesir. Daftar para mujahid kala itu tidak hanya dari kalangan pendukung Ikhwanul Muslimin, tetapi juga dari Partai Salafi dan Partai Al-Wasat juga memiliki martir mereka, pria wanita yang telah menolak untuk membungkuk di hadapan para penguasa tiran.
Alun-alun Raba al Adawiyah telah menjadi ikon revolusi, dan Asma el Beltagy telah menjadi ikon Rabaa al Adawiyah. Simbol empat jari alun-alun itu kini telah menyebar di sosial media bersama darah para syuhada, untuk menginspirasi bangsa Mesir dan dunia Islam.
Pesan terharu Mohamed el-Beltagy kepada puterinya sangatlah mengharukan. Baca selengkapnya dalam artikel selaanjutnya tentang Isi Surat Mohamed Al-Beltagy Untuk Putrinya
Semoga kisah tentang Kisah Asma El-Beltagy Sebagai Ikon Syahidah Muda Dari Mesir dapat menginspirasi generasi muda Islam di seluruh nusantara. Sekian terimakasih 🙂
Sumber: Majalah Mimbar Ulama Edisi 367