Ketentuan Dan Bacaan Doa Iftitah Dalam Sholat Sesuai Sunnah – Doa Iftitah adalah permulaan bacaan dalam sholat fardu atau sunnah yang bertempat pada awal permulaan rakaat shalat setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca ta’awudz sebelum membaca surat Al-Fatihah. Karena doa iftitah merupakan bacaan sunnah dalam sholat sehingga tidak membatalkan sholat apabila tidak membacanya atau sholat tetap sah.
Bacaan doa iftitah juga memiliki berbagai macam versi atau pandangan yang ada dimasyarakat umum, ada teks yang umum di bacakan baik kalima panjang atau pendek. Untuk lebih jelasnya lihat ulasan berikut.
Ketentuan Bacaan Doa Iftitah
Ada 5 ketentuan kesunnahan dalam membaca doa iftitah, sebagai berikut :
- Tidak Khawatir habisnya waktu sholat.
- Bukan pada sholat jenazah atau sholat ghaib.
- Bagi makmum tidak khawatir habisnya waktu dalam membaca surat Al-fatihah.
- Tidak terlanjur membaca surat Al-fatihah.
- Masih mendapati imam berdiri pada rakaat pertama.
Apabila ketentuan di atas tidak terpenuhi maka di sunnahkan hukumnya bagi yang melaksanakan sholat fardu atau sunnah membaca doa iftitah. Lalu bagaimana ada makmum masbuk yang datang kemudian mendapati imam dalam posisi tidak dalam takbiratul ihram, atau dalam posisi imam tahiyat akhir. Maka makmum tersebut langsung takbiratul ihram kemudian mengikuti imam, lalu dia berdiri setelah imam salam, dan bila makmum tersebut membaca doa iftitah diperbolehkan tapi tidak mendapatkan kesunnahan doa iftitah, sebab kesunnahannya setelah takbiratul ihram.
Selain ada beberapa ketentuan pembaca doa iftitah, bacaan doa iftitah juga banyak macamnya dikalangan masyarakat umum. Untuk itu dari persoalan ini banyak para ulama mengatakan hukumnya adalah sunnah. Kesunnahan ini diambil dari sabda Nabi Saw. :
Dari Ibnu Umar berkata,” ketika kami shalat bersama Rasulullah SAW tiba-tiba ada seseorang laki-laki membaca ‘Allahu Akbar kabira wa al-Hamdu lillahi Katsira, wa Subhanallahi Bukratan wa Ashila’ (Allah maha Besar segala puji bagi Allah SWT, sebanyak pujian. Maha suci Allah di waktu pagi dan sore). Mendengar doa ini Rasulullah SAW bertanya, “Siapakah yang membaca doa tersebut? Seseorang laki-laki menjawab,”Saya Wahai Rasulullah”. Rasulullah kemudian bersabda, “Saya kagum pada doa yang dibaca karena pintu langit terbuka sebab doa tersebut”. Ibnu Umar RA berkata, “Sejak saya mendengar sabda Rasulullah SAW itulah, aku tidak pernah meninggalkan doa tersebut”. (Musnad Ahmad Bin Hanbal, 3499).
Dalam hadits lain :
“Diriwayatkan dari Sayyidina Ali RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW ketika memulai shalat, beliau bertakbir unuk shalat. Lalu beliau membaca (doa yang artinya), “Aku hadapkan wajahku pada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan berserah diri. Dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musrik. Sesunggunya Shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku (hanya) untuk Allah Sang Penguasa Alam Semesta. Tak ada sekutu bagi-Nya. Dari itulah aku disuruh (untuk mentauhidi-Nya) dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (musnad Ahmad Bin Hanbal. 764).
Bacaan Doa Iftitah
Dibawah ini ada berbagai macam doa iftitah berdasarkan riwayat hadist shahih, baik berupa bacaan doa iftitah pendek maupun panjang menurut beberapa versi baik bacaan doa iftitah muhamadiyah dan doa iftitah NU yang ada di masyarakat :
Doa iftitah menurut riwayat Imam Muslim
Artinya:
“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik dan penuh berkah”
Keterangan:
Bacaan doa iftitah di atas, awalnya juga dibaca oleh seorang sahabat. Selesai sholat, yang mana Rasulullah bersabda bahwa ada 12 malaikat berebut mencatat doa ini.
Doa iftitah menurut riwayat Ibnu Majah
Artinya:
“Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan tunduk dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Dan dengan yang demikian itu lah aku diperintahkan. Dan aku adalah orang yang pertama berserah diri.”
Doa iftitah menurut Muhammadiyah
Artinya:
Ya Allah jauhkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana engkaujauh kan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana bersihnya pakaian putih dari kotoran. Ya Allah cucilah aku dari dosa-dosaku dengan air, salju dan embun.
Keterangan:
Doa ini di ambil berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Doa iftitah menurut Nahdlatul Ulama (NU)
“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).”
Itulah pembahasan singkat tentang Ketentuan dan bacaan doa iftitah. Semoga kita bisa menjalankannya secara istiqomah. Bagi yang masih bingung dan kurang paham atau kurang puas, bisa mencari sumber lain untuk memperkuat pendapat ini. Semoga Ketentuan Dan Bacaan Doa Iftitah Dalam Sholat Sesuai Sunnah ini bisa menjadi penyemangat untuk kita lebih bersemangat lagi dalam beribadah. Salam ukhuwah ?