Inilah 7 Pesan Rasulullah SAW Kepada Abu Dzar Al-Ghifari – Abu Dzar Al-Ghifari adalah sahabat Rasulullah SAW. Ia termasuk golongan orang-orang yang terdahulu memeluk Islam. Beliau menyatakan keislamannya dengan sukarela dengan mendatangi Rasulullah langsung ke Mekkah. Beliau juga dikenal sebagai orang yang sangat baik, setia kepada Rasulullah, ramah, dan santun perangainya.
Sejak Abu Dzar ra. menjadi seorang Muslim, beliau benar-benar telah menghias sejarah hidupnya dengan bintang kehormatan yang tinggi. Dengan keberanian yang tinggi, beliau selalu siap berkorban untuk menegakkan kebenaran ajaran Islam. Kejujuran dan kesetiaannya dinilai Rasul sebagai “cahaya yang terang benderang“.
Pesan Rasulullah SAW Kepada Abu Dzar Al-Ghifari
Rasulullah SAW telah berwasiat kepada Abu Dzar ra. yang telah termaktub dalam Bughyatul Bahits ‘an Zawaid Musnad Harits karya Ibnu Abi Usamah. Isi dari wasiat Rasul kepada beliau yaitu:
Artinya: “Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku dengan tujuh hal, yaitu: agar aku senantiasa melihat orang yang di bawahku dan jangan sekali-kali melihat orang yang di atas, mencintai orang miskin dan mendekati mereka, selalu berkata benar meskipun pahit, tidak meminta-minta kepada siapapun, menjalin tali silaturahmi sekalipun mereka berpaling, tidak takut dicaci ketika berdakwah di jalan Allah, memperbanyak membaca laa haula walaa quwwata illa billah (tidak ada daya dan kekuatan melainkan hanya pertolongan Allah)“.
7 Wasiat Rasulullah SAW Kepada Abu Dzar ra.
Ketujuh pesan yang disampaikan Rasul tersebut tidak hanya dikhususkan untuk Abu Dzar semata. Namun juga berlaku untuk semua umat Muslim dan para pengikutnya. Siapapun dianjurkan bahkan diwajibkan melaksankan apa-apa yang diperintahkannya.
Dilihat dari isi wasiatnya, sebagian besar nasihat Rasulullah tersebut berupa panduan dalam menjalani kehidupan diantaranya berisikan cara beretika, motivasi hidup, bersosialisasi dan beribadah (jihad fii sabilillah).
Jangan Melihat Ke Atas
Agar hidup bahagia dan selalu bersyukur, maka lihatlah orang-orang yang ada dibawah kita, jangan melihat orang yang berada di atas kita. Tujuannya agar kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu“. (HR. Bukhari)
Melihat ke atas diperbolehkan jika untuk memotivasi dalam meraih mimpi dan cita-cita, tapi untuk urusan materi dan penghidupan hendaklah melihat ke bawah agar kita selalu merasa bersyukur atas segala nikmat dan karunia Allah SWT.
Mencintai Orang-Orang Miskin
Orang-orang miskin bukan untuk dijauhi tetapi didekati bahkan Rasul memerintahkan untuk mencintainya. Lalu seperti apakah orang-orang miskin yang dimaksud Rasulullah? “Mereka ialah orang yang hidupnya tidak berkecukupan dan tidak memiliki kepandaian untuk itu, lalu dia diberi shodaqoh (zakat) dan mereka tidak mau meminta-minta sesuatu pun kepada orang lain“. (HR. Muslim, Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Rasulullah bersabda yang artinya: “Wahai orang-orang yang miskin, aku akan memberikan kabar gembira kepada kalian, bahwa orang mukmin yang miskin akan lebih dahulu masuk surga daripada orang mukmin yang kaya, dengan tenggang waktu setengah hari, itu sama dengan lima ratus tahun. Bukankah Allah berfirman: Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu“.
Berkata Benar Meskipun Pahit
Rasulullah SAW berpesan agar selalu berkata benar meskipun pahit, artinya Rasul melarang untuk berdusta atau berbohong dan jujur merupakan suatu kebaikan meskipun hal yang disampaikan itu menyakitkan.
Untuk berkata benar dan selalu berkata jujur memang sangat sulit, apalagi yang harus disampaikan atau diucapkan adalah sesuatu yang sangat pahit. Namun itulah mengapa derajat orang-orang yang berani menyampaikan sesuatu yang benar akan diangkat oleh Allah SWT dan diberikan kedudukan yang tinggi.
Tidak Meminta-minta Kepada Siapapun
Rasulullah memerintahkan kepada umatnya untuk tidak meminta-minta kepada siapapun. Karena pada awalnya hukum meminta-minta kepada manusia adalah haram. Oleh karena itu, Rasulullah menyuruh kita untuk berikhtiar semampu kita. Rasulullah bersabda:
Artinya: “Sungguh, seseorang dari kalian mengambil talinya lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya, kemudian ia menjualnya, sehingga dengannya Allah menjaga kehormatannya. Itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada manusia. Mereka memberinya atau tidak memberinya“. (HR. Bukhari)
Menjalin Tali Silaturahmi
Menyambung silaturahmi yang dimaksud adalah menyambung hubungan kekerabatan yang telah retak dan putus dan berbuat baik kepada kerabat yang berbuat jahat kepada kita. Sebagaimana Rasulullah bersabda:
Artinya: “Orang yang menyambung kekerabatan bukanlah orang yang membalas kebaikan, tetapi orang yang menyambungnya adalah orang yang menyambung kekerabatannya apabila diputus“. (HR. Bukhari, Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Silaturahmi yang paling utama adalah silaturahmi kepada kedua orangtua. Orangtua adalah kerabat yang paling dekat dengan kita, yang memiliki jasa sangat besar dan merekalah yang memberikan kasih sayangnya kepada kita sepanjang hidupnya. Maka tidak aneh jika hak-hak mereka memiliki tingkat yang paling besar setelah beribadah kepada Allah. Birrul-walidain (berbuat baik kepada kedua orangtua) ini adalah perbuatan baik yang paling baik setelah ibadah sholat.
Tidak Takut Dicaci ketika Berdakwah di Jalan Allah
Sejak dulu, berdakwah itu bukanlah perkara yang mudah. Akan banyak cacian, tudingan buruk bahkan dibenci oleh orang-orang yang tidak beriman. Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika berdakwah dan menyampaikan ajaran Islam banyak sekali cobaan, hambatan, cacian bahkan serangan yang tidak ada hentinya, namun Perjuangan beliau tak gentar sedikitpun dan tidak lagi diragukan kehebatannya dalam menegakkan Agama Allah.
Rasulullah mengajarkan kepada umatnya agar tidak takut dalam menyampaikan risalah dan ajaran Islam. Beliaupun mengajarkan kepada kita untuk bersikap berani menyampaikan kebenaran dan kebaikan. Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang berjihad di jalan Allah dan mereka yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Memperbanyak Membaca “laa haula walaa quwwata illa billah”
Pada hakikatnya seorang hamba tidak ada yang memiliki daya dan upaya serta kekuatan kecuali hanya dengan pertolongan Allah. Sudah semestinya sebagai orang yang beriman kita meyakini bahwa segala sesuau itu terjadi atas kehendak-Nya sehingga kita harus banyak mengingat Allah dan memohon pertolongan hanya kepada-Nya.
Dalam kehidupan ini tidak ada yang lebih Kuasa melainkan Allah, hanya kepada Allah lah kita mohon pertolongan. Apapun yang dilakukan manusia semuanya hanya karena pertolongan dari Allah. Jika Allah tidak menolong, maka tidak ada kemungkinan seorang hamba dapat melakukan segala sesuatu. Artinya, dengan mengucapkan kalimat “laa haula walaa quwwata illa billah“, berarti seorang hamba telah menunjukkan kelemahan, ketidakmampuan dirinya dan menunjukkan bahwa ia adalah orang yang sangat membutuhkan pertolongan dari Allah SWT.
Itulah pesan atau wasiat Rasulullah yang disampaikan kepada sahabatnya Abu Dzar ra., yang bisa kita jadikan cerminan dalam menjalani kehidupan ini. Semoga 7 Pesan Rasulullah SAW Kepada Abu Dzar Al-Ghifari ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Salam ukhuwah 🙂