Hilangnya Ilmu Dengan Wafatnya Ulama – Sahabat Muslimah, segala sesuatu yang kita ketahui di dunia ini tentu dapat diketahui karena adanya yang memberitahu. Begitu juga ilmu agama, akan hilang bila para ulama telah wafat. Karena dari merekalah kita mengetahui tentang hukum agama, syariat dan lain sebagainya.
Nah Sahabat, bila kita hanya melihat dari segi pengetahuan maka karangan buku yang ulama tulis sudah cukup. Namun bila melihat dari maksud dari pada tulisan tersebut tentu kita harus bertanya kepada orang yang membuatnya. Untuk itu mari kita simak penjelasan ulasan berikut ini dengan seksama.
Hilangnya Ilmu Dengan Wafatnya Ulama
Sungguh membuah hati cukup sedih jika mendengar berita wafatnya ulama. Terlebih ulama tersebut adalah ulama ahlus sunnah wal jamaah yang sangat giat, belajar, berdakwah dan memberikan pencerahan yang banyak kepada manusia. Ayyub rahimahullah pernah berkata,Artinya : “Sesungguhnya aku diberitakan mengenai wafatnya seorang ahlus sunnah, seakan-akan aku kehilangan sebagian anggota tubuhku.” (Hilyah Al-Auliya 3/9)
Dengan wafatnya ulama, berarti Allah telah mulai mengangkat ilmu dari manusia.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Artinya : “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.” (Hadits Bukhari Nomor 98)
An-Nawawi rahimahullah menjelaskan,Artinya : “Hadits ini menjelaskan bahwa maksud diangkatnya ilmu yaitu sebagaimana pada hadits-hadits sebelumnya secara mutlak. Bukanlah menghapuskannya dari dada para penghapalnya, akan tetapi maknanya adalah wafatnya para pemilik ilmu tersebut. Manusia kemudian menjadikan orang-orang bodoh untuk memutuskan hukum sesuatu dengan kebodohan mereka. Akhirnya mereka pun sesat dan menyesatkan orang lain.” (Syarh Nawawi lishahih Muslim 16/223-224)
Wafatnya Para Ulama
Para ulama pasti akan Allah wafatkan karena setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Hendaknya kita terus semangat mempelajari ilmu dan mengamalkannya. Shahabat Abdullah bin Mas’ud radhiallahu berkata,Artinya : “Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu, sebelum ilmu tersebut diangkat/dihilangkan. Hilangnya ilmu adalah dengan wafatnya para periwayatnya/ulama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh orang-orang yang terbunuh di jalan Allah sebagai syuhada, mereka sangat menginginkan agar Allah membangkitkan mereka dengan kedudukan seperti kedudukannya para ulama, karena mereka melihat begitu besarnya kemuliaan para ulama. Sungguh tidak ada seorang pun yang dilahirkan dalam keadaan sudah berilmu. Ilmu itu tidak lain didapat dengan cara belajar .” (Al-’Imu Ibnu Qayyim, hal. 94)
Mari kita semakin semangat menuntut ilmu, menyebarkan dan mengamalkannya, karena hilangnya ilmu agama merupakan tanda-tanda akhir zaman dan dekatnya zaman fitnah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Artinya : “Zaman semakin dekat, amalan kian berkurang, kekikiran semakin banyak dan al Harj semakin merajalela.” Mereka bertanya; “Apakah al Harj itu? Beliau menjawab: “Pembunuhan, pembunuhan.” (Hadits Bukhari Nomor 5577)
Termasuk tanda kiamat yang sudah cukup dekat adalah diangkatnya ilmu dan kebodohan yang merajalela.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Artinya : “Diantara tanda-tanda terjadinya hari kiamat yaitu: diangkatnya ilmu, kebodohan merajalela, banyaknya orang yang meminum minuman keras, dan zina dilakukan dengan terang-terangan.” (Hadits Muslim Nomor 4824)
Allah Ta’ala berfirman :Artinya : “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Fathir ayat 28)
Ayat ini menunjukkan keutamaan ilmu, karena ilmu menambah seseorang takut kepada Allah, dan orang-orang yang takut kepada Allah itulah orang-orang yang mendapatkan keistimewaan dari-Nya,
Demikian ulasan tentang Hilangnya Ilmu Dengan Wafatnya Ulama. Semoga dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan untuk kita semua. Terimakasih.