Cerita Antara Bahagia Dan Duka – Ntah kalimat apa yang tepat untuk menuliskan judul catatan ini. Aku hanya ingin mengabadikan kisah ini. Yuupz, hari ini tanggal 26 Oktober 2017 adalah tepat usia anak mungilku berusia 4 bulan. Bukan hanya bahagia yang aku rasakan, tetapi juga rasa sedih yang teramat dalam. Seharusnya bahagia ini berlipat karena kehadiran sosok baru dalam keluarga besarku. Adik ipar suamiku melahirkan kemarin, namun hari ini jasadnya harus dikuburkan 🙁 🙁 🙁
Kupandang anakku dengan tak henti-hentinya bersyukur dan terus menangis, aku bersyukur karena Allah telah memberi kepercayaan padaku hingga detik ini untuk merawat dan membesarkan anakku, tapi disisi lain akupun tak kuasa merasakan bagaimana rasanya seorang ibu yang menantikan kehadiran buah hatinya selama 9 bulan, dengan penuh perjuangan dan kasih sayang, tetapi Allah berkehendak lain. Dia bayi yang sehat, tubuhnya berisi, berat badannya normal, putih kulitnya, namun qadarullah, tak ada yang menyangka dia mengambilnya kembali dengan secepat ini.
Kami tidak menyalahkan siapapun, semua kembali pada takdir-Nya. Ini sudah menjadi kehendak-Nya, apalagi soal ajal. Bagaimanapun usaha kita, sekuat apapun doa kita, kita harus bisa menerimanya dengan penuh keikhlasan, karena rencana-Nya pasti jauh lebih baik. Semoga kau dapat menjadi perantara kedua orangtuamu nak untuk menuju surganya Allah. Kau lebih tenang dan bahagia disana, semoga ibu dan ayahmu tabah menerima qadarnya Allah. Semoga Allah menggantikan semuanya dengan pahala yang luar biasa, terutama ibumu naaak. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.
Anak ayah ibu, kini usiamu telah bertambah, semakin hari semakin aktif dan banyak perubahan. sangat kunikmati setiap detiknya bersamamu. Bahagia ini merupakan salah satu nikmat yang tiada henti-hentinya untuk kami. Kau adalah titipan dari-Nya yang sangat istimewa untuk kami. Semoga kami mampu menjadi orangtua yang amanah, yang bisa menghantarkanmu menjadi hamba Allah yang mulia. Semoga Allah memberikan waktu yang lama untuk kita bersama, kau selalu dalam lindungan-Nya, sehat dan tumbuh menjadi anak yang shalihah seperti harapan semua yang menyayangimu naak.
Rasa sayang seorang ibu baru kurasakan saat aku telah memiliki seorang anak. Terimakasih untuk ibuku, sampai detik ini kau tetap menjadi ibu yang luar biasa. Tak bisa ku tuliskan rasa sayangku dengan untaian kata, yang pasti kau selalu ada dalam bayanganku, setiap kali aku bersama anakku, pasti wajahmu muncul dan mengingatkanku padamu sosok wanita terhebat yang tiada duanya di muka bumi ini. Pengorbanan dan jasamu tak kan setetespun terbalas olehku.
Hari ini, aku banyak memperoleh pelajaran hidup dari orang-orang tersayang. Terimakasih atas semuanya, apapun yang telah terjadi pasti ada kebaikan didalamnya. Salam sayang untuk orang-orang terkasih, orangtua, suami, anak, saudara dan sahabat seiman. Tetap semangat dalam memperbaiki diri, istiqomah selalu di jalan yang Allah ridhai.