Adab Terhadap Tetangga Menurut Islam

Adab Terhadap Tetangga Menurut Islam – Tetangga adalah orang yang tempat tinggalnya paling dekat dengan kita. Yang masih disebut tetangga ialah 40 rumah dari setiap sisi atau arah manapun yakni dari arah depan, belakang, samping kanan dan kiri. Dalam kaidah fiqhiyyah yang berbunyi al ‘urfu haddu maa lam yuhaddidu bihi asy syar’u yang artinya adat kebiasaan adalah pembatas bagi hal-hal yang tidak dibatasi oleh syariat. Sehingga, yang tergolong tetangga bagi kita adalah setiap orang yang menurut adat kebiasaan setempat dianggap sebagai tetangga kita.

Hidup rukun dalam bertetangga adalah hal yang sangat ditekankan dalam Islam. Dalam bertetanga juga kita memiliki batasan-batasan. Saat ini sering kita temukan kesalahan mengenai akhlak terhadap tetangga, misalnya jika tidak ikut berkumpul yang biasanya ibu-ibu suka ngobrol berlama-lama, main ke rumah tetangga berlama-lama, bahkan sampai mengganggu aktifitas dan privasi dianggap sombong. Untuk itu, perlu kita ketahui bagaimana cara beradab yang baik terhadap tetangga. Berikut pembahasannya.

Adab Terhadap Tetangga Menurut Islam

Jadi, siapakah yang termasuk tetangga kita? Berikut beberapa pendapat tentang batasan tetangga:

  • Batasan tetangga yang mu’tabar adalah empat puluh rumah dari semua arah. Hal ini disampaikan oleh Aisyah r.a, az Zuhri dan al Auzaa’i.
  • Sepuluh rumah dari semua arah.
  • Orang yang mendengar adzan adalah tetangga. Hal ini disampaikan oleh Imam Ali bin Abi Tholib Ra.
  • Tetangga adalah yang menempel dan bersebelahan saja.
  • Batasannya adalah mereka yang disatukan oleh satu masjid.

Hak dan kedudukan tetangga bagi seorang muslim sangatlah besar. Sampai-sampai sikap terhadap tetangga dijadikan sebagai indikasi keimanan. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia muliakan tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Berikut ini ada beberapa adab atau akhlak dalam bertetangga.

Memberi salam dan menyapa

Mendahului menyampaikan salam itu lebih baik, begitu juga dalam hal menyapa. Orang-orang yang bertetangga dianjurkan untuk saling sapa menyapa ketika bertemu atau mengucapkan salam, paling tidak tersenyum saat bertemu, bertanya sewajarnya dalam artian tidak sombong. Tentu saja pihak yang mendahului mengucapkan salam  dan menyapa terlebih dahulu akan mendapat kemuliaan dari Allah SWT.

Adab Terhadap Tetangga Menurut Islam

Tidak lama-lama berbicara

Hidup bertetangga tidak bisa lepas dari berbicara satu sama lain. Ngobrol terutama yang sebaya, seperti ibu-ibu dengan ibu-ibu, bapak-bapak. Namun pembicaraan itu sebaiknya tidak kelewat lama. Hal ini demi kebaikan seperti menghindari ghibah atau menggunjing pihak lain yang bisa menimbulkan fitnah dan sebagainya.

Tidak banyak bertanya

Artinya jangan terlalu kepo dengan urusan orang lain. Bertanyalah secukupnya untuk saling sapa. Mengajukan pertanyaan tidak perlu banyak, kecuali ada hal penting. Cukuplah bertanya secukupnya dan sewajarnya saja.

Memberi kenyamanan

Artinya tidak mengganggu ketenangan atau kenyamanan tetangga, misalnya seperti membuat kegaduhan, keributan, saat teman-teman berkumpul baik teman bapak atau anak-anaknya, ribut dengan suara yang keras, tertawa sampai larut malam dan itu sudah pasti mengganggu kenyamanan tetangga dan waktu istirahatnya. Atau mendengarkan musik dengan sound system yang sangat keras yang bisa mengganggu tetangga. Usahakan buat ketenangan, pikirkan tetangga saat melakukan hal apapun yang bisa mengganggunya.

Rasulullah SAW.  bersabda yang artinya: “Demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman! Nabi ditanya: Siapa, wahai Rasulullah? Nabi menjawab: “Adalah orang yang tetangganya tidak merasa tentram karena perbuatan-nya.” (Muttafaq’alaih).

Saling berbagi makanan

Dari Abu Dzar r.a, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Abu Dzarr, jika engkau memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah kuahnya dan berilah tetanggamu.” (HR Muslim)

Kita harus saling memberi baik itu makanan, sayuran mentah jika kita punya lebih, buah-buahan dan apapun itu jika ada lebih sebaiknya perhatikan tetangga. Adapun tetangga yang pintunya lebih dekat dari rumah kita agar lebih didahulukan untuk diberi.

Ikut bersuka cita dalam kebahagiaan dan berduka cita dalam duka mereka

Kita jenguk bila ia sedang sakit, kita tanyakan jika ia tidak ada, bersikap baik bila bertemu, ikut bahagia saat ia mendapat kebahagiaan, saat berduka, datanglah untuk menghibur dan hendaknya kita undang untuk datang ke rumah.

Memberi pertolongan saat dibutuhkan

Menolong tetangga saat mereka membutuhkan tenaga dan pertolongan kita, maka tolonglah. Karena jika terjadi apa-apa dengan diri kita seperti sakit, tertimpa musibah, maka  tetanggalah yang lebih dulu mengatahui. Oleh karena itu, penting memberikan pertolongan segera atas kesulitan yang dialami tetangga.

Jangan ikut campur urusan pribadi atau rumah tangga

Berbuat baik bukan berarti ikut mencampuri urusan pribadi atau urusan rumah tangganya si tetangga. Kita berhak memberi nasehat tapi hanya sekedarnya saja, jangan terlalu dalam mencampuri urusan mereka.

Berbuat baik dan saling menghormati

Berbuat baiklah meskipun dengan hal-hal kecil dan sederhana. Hormati dan hargai tetangga, jangan berbuat jahat. Karena siapa yang berbuat jahat kepada tetangga, membuat tetangga merasa tidak nyaman itu termasuk  salah satu dosa besar.

Pada intinya Islam sangat menekankan bahwa hidup bertetangga harus saling berbuat baik, menghargai, tolong-menolong, rukun, dan saling menghormati satu sama lain. Namun demikian diperlukan sikap kehati-hatian dalam berinteraksi dengan lawan jenis agar terhindar dari fitnah.

Itulah pembahasan mengenai Adab Terhadap Tetangga Menurut Islam yang harus kita terapkan. Semoga kita bisa menjaga lisan, sikap dan perbuatan kita terhadap tetangga, berbuat baiklah seperti yang dianjurkan oleh agama kita. Karena dengan melakukan sikap-sikap diatas dalam bertetangga, maka akan tercipta kehidupan bermasyarakat yang madani.