Pengertian Tri Koro Dharmo
Tri Koro Dharmo : Pengertian, Sejarah, Tujuan Dan Tokohnya – Catatanmoeslimah.Com – Jong Java atau Tri Kor Dharmo adalah organisasi kepemudaan yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo di Gedung STOVIA pada tanggal 7 Maret 1915 dengan nama awal Tri Koro Dharmo (TKD) (Bahasa Indonesia: “Tiga Tujuan Mulia”).
Ia mendirikan perkumpulan pemuda ini karena banyak anak muda yang menilai Boedi Oetomo sebagai organisasi elit.
Tujuan Tri Koro Dharmo
Ada beberapa alasan lahirnya Tri Koro Dharmo dalam anggaran dasar, antara lain:
- Ingin menghidupkan kembali persatuan dan kesatuan, antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.
- Berkolaborasi dengan semua organisasi kepemudaan untuk membentuk Indonesia. Dengan keanggotaan terbatas yakni pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.
Sejarah Kelahiran Tri Koro Dharmo
- 1915 – 1921
Saat didirikan, ketuanya adalah Dr. Satiman Wirjosandjojo, dengan wakil ketua Wongsonegoro, sekretaris Sutomo dan anggota Muslich, Mosodo dan Abdul Rahman. Tri Koro Dharmo bertujuan untuk menyatukan siswa pribumi, menumbuhkan minat pada seni dan bahasa nasional dan mempromosikan pengetahuan umum bagi anggotanya. Hal itu dilakukan dengan mengadakan berbagai pertemuan dan kursus, mendirikan lembaga yang memberikan beasiswa, mengadakan berbagai pentas seni, dan menerbitkan majalah Tri Koro Dharmo.
TKD berubah menjadi Jong Java pada tanggal 12 Juni 1918 pada kongres pertama yang diadakan di Solo yang dimaksudkan untuk dapat merangkul pemuda dari Sunda, Madura dan Bali. Bahkan tiga tahun kemudian atau pada tahun 1921 muncul ide untuk menggabungkan Jong Java dengan Jong Sumatranen Bond, namun usaha tersebut tidak berhasil.
Karena jumlah mahasiswa Jawa yang terbanyak maka perkumpulan tersebut tetap menggunakan bahasa Jawa dan terlihat pada kongres kedua yang diadakan di Yogyakarta pada tahun 1919 yang dihadiri oleh beberapa anggota non-Jawa. Namun pada kongres ini dibahas beberapa poin penting, antara lain:
- Milisi untuk rakyat Indonesia
- Mengubah bahasa Jawa menjadi lebih demokratis
- Perguruan tinggi
- Posisi perempuan Sunda
- Tanah dan sejarah sunda
- Makna nasionalisme Jawa berdiri dalam gerakan rakyat
Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres ketiga di Solo, Jawa Tengah dan pertengahan tahun 1921 diadakan kongres keempat di Bandung, Jawa Barat. Pada kedua kongres tersebut, tujuannya adalah untuk membangkitkan cita-cita Jawa Raya. dan mengembangkan rasa persatuan antar suku bangsa di Indonesia.
- 1921 – 1929
Dalam semua kongres yang telah diselenggarakan, perkumpulan ini tidak akan ikut dalam aksi politik, yang ditegaskan pada kongres kelima tahun 1922 di Solo, Jawa Tengah, bahwa perkumpulan ini tidak akan ikut campur dalam aksi politik atau politik.
Namun pada kenyataannya perkumpulan ini mendapat pengaruh politik yang cukup besar dari Persatuan Islam (SI) di bawah pimpinan Haji Agus Salim. Dalam kongresnya tahun 1924, pengaruh SI sangat terasa sehingga beberapa tokoh yang menganut prinsip Islam akhirnya muncul dari perkumpulan ini dan membentuk Jong Islamieten Bond (JIB).
Pada tahun 1925 wawasan organisasi ini berkembang menyerap gagasan persatuan Indonesia dan tercapainya Indonesia merdeka. Pada tahun 1928, organisasi tersebut siap melebur dengan organisasi kepemudaan lainnya dan ketuanya, R. Koentjoro Poerbopranoto, menegaskan kepada para anggotanya bahwa pembubaran Jong Java semata-mata untuk kepentingan ibu pertiwi. Oleh karena itu, sejak 27 Desember 1929, Jong Java bergabung dengan Indonesia Younga.
Tokoh Tri Koro Darmo
- Ketua adalah Dr. Satiman Wirjosandjojo
- Wakil ketua Wongsonegoro
- Sekretaris Sutomo
- Anggotanya adalah Muslich, Mosodo dan Abdul Rahman
Tokoh Pemuda Tri Koro Darmo
Banyak organisasi kepemudaan daerah lainnya yang lahir antara lain Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Celebes, Timorees Ver Bond, PPPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia), Pemuda Indonesia, Jong Islamienten Bond, kepanduan, dll.